Siksa Kubur & Badarawuhi Di Desa Penari: Rayakan Lebaran Dengan Film Horor Lokal

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jika musim panas menjadi momen strategis dan menguntungkan bagi rumah produksi movie besar di Hollywood, Hari Raya Lebaran menjadi musim mujur bagi industri perfilman Indonesia sejak dua dasawarsa belakangan. Kemudian movie seram tetap menjadi komoditi terlaris di upaya movie lokal.

Merilis movie seram saat hari libur Lebaran bisa disimpulkan menjadi formula sempurna untuk memperoleh profit. Untuk Lebaran 2024 nan jatuh pada 10 April, “Siksa Kubur” dan “Badarawuhi di Desa Penari” adalah dua movie seram paling antisipatif nan bakal meramaikan bioskop Indonesia.

Sejak September 2023, Manoj Punjabi, produser dari “KKN di Desa Penari” telah mengumumkan produki spin-off dari movie terlarisnya tersebut. Dari awal juga sudah direncanakan bahwa filmnya bakal dirilis pada Hari Raya Idul Fitri 2024. Rencana tersebut kemudian di genapi dengan pengumuman pada 6 Maret 2024 oleh MD Pictures, “Badarawuhi di Desa Penari” bakal rilis pada 10 April, tersebar di 13 letak bioskop dengan IMAX di Indonesia.

Sebelumnya, pada 28 Februari 2024, Rapi Films dan Joko Anwar selaku sutradara mengumumkan perilisan movie “Siksa Kubur” nan juga bakal jatuh pada 10 April.

Spin-off Horor Sukses vs. Horor Naskah Asli Bertema Religi

Mengingat kembali perilisan movie seram penyesuaian “KKN di Desa Penari”, bukan salah satu masa nan mudah bagi MD Pictures. Karena terkena akibat pandemi nan bersambung pada himbauan karantina mandiri, “KKN di Desa Penari” sempat mengalami perubahan jadwa rilis hingga dua kali.

Awalnya direncanakan rilis pada 19 Maret 2020, mundur jauh hingga 24 Februari 2022. Pada masa-masa tersebut, beberapa dari kita mungkin sudah lupa bahwa movie nan diadaptasi dari thread X (dulunya Twitter) terkenal bakal betul-betul dirilis. Hingga akhirnya filmnya rilis pada 30 April 2022 dan mendobrak rekor pencapaian nomor penonton di sejarah perfilman Indonesia.

“KKN di Desa Penari” adalah movie Indonesia pertama dalam sejarah nan sukses meraih 10 juta penonton di tanah air. Bahkan jenis extended-nya juga semakin sukses dengan total mencetak rekor penonton sebanyak 10.061.033 penonton. Tak heran dengan popularitas, kesuksesan, dan pastinya untung finansial, MD Pictures tak mau melewatkan kesempatan untuk sukses kedua kalinya dengan “Badarawuhi di Desa Penari”. Masih diadaptasi dari semesta SimpleMan, ‘Badarawuhi’ tetap bercerita tentang sekelompok mahasiswa nan melakukan KKN di Desa Penari.

Sementara “Siksa Kubur” adalah movie seram naskah original nan tulis dan kemudian disutradarai oleh Joko Anwar. Dibintangi Faradina Mufti sebagai Sita, dia adalah wanita nan sudah tidak percaya dengan kepercayaan lagi setelah kedua orang tuanya meninggal secara tragis. Sejak saat itu, tujuan hidup Sita adalah mencari orang-orang paling berdosa di dunia. Ketika orang-orang itu meninggal, Sita mau dikubur berbareng mereka untuk membuktikan bahwa siksa kubur itu tidak ada.

Jika bukan dari Joko Anwar, mungkin kita tidak terlalu menginvestasikan perhatian pada “Siksa Kubur”. Namun, buat penikmat movie seram Indonesia, khususnya nan mengikuti semesta seram Joko Anwar, pastinya penasaran kira-kira easter egg apa nan bisa kita temukan dalam movie horornya kali ini. Melalui sinopsisnya, “Siksa Kubur” ada komponen religinya, dimana seram religi sekarang kembali menjadi tren di skena perfilman.

Filmed in IMAX vs. Deretan Cast A-Lister Indonesia

Pengumuman rilisnya “Badarawuhi di Desa Penari” sempat menggemparkan netizen dengan statusnya sebagai movie bercap ‘filmed for IMAX’ pertama di Asia Tenggara. Dimana artinya adalah movie nan diarahkan oleh Kimo Stamboel ini menggunakan kamera digital nan tersertifikasi dengan IMAX.

Kemudian disusul dengan pengumuman bahwa MD Pictures bekerja sama dengan Lionsgate untuk merilis ‘Badarawuhi’ di Amerika Serikat. Untuk jenis rilisan internasional, judulnya menjadi “Dancing Village: The Curse Begins”.

Sejauh ini, pemasaran dan promosi dari ‘Badarawuhi’ memang terlihat lebih megah dengan jangkauannya internasional jika dibandingkan dengan “Siksa Kubur”. Namun, movie Joko Anwar unggul dalam deretan cast-nya nan merupakan A-lister Indonesia jika dibandingkan dengan ‘Badarawuhi’ nan diisi oleh aktor-aktor baru.

“Siksa Kubur” dibintang pula oleh Reza Rahadian, ini menjadi kembalinya tokoh bermain di movie seram setelah 16 tahun. Kemudian ada Fachri Albar nan terkenal dalam semesta seram Joko Anwar, serta tokoh senior seperti Arswendy Beningswara dan Slamet Rahardjo.

Joko Anwar dan Kimo Stamboel Adalah Sutradara Horor Lokal Terbaik

Kalau mau adu kredibelitas sutradaranya, Joko Anwar dan Kimo Stamboel adalah salah dua dari deretan sutradara movie seram terbaik di Indonesia saat ini. Terkenal melalui movie komedi dan drama bermuatan sosial pada awal karirnya di era 2000an, sekarang Joko Anwar lebih mempunyai pamor sebagai sutradara movie seram terbaik di Indonesia.

Sebetulnya kecintaan sutradara pada aliran ini sudah terlihat sejak film-film drama thriller-nya seperti “Kala” (2007) kemudian “Pintu Terlarang” (2009) dimana sutradara Kimo Stamboel (juga sutradara Timo Tjahjanto) berkedudukan sebagai personil Herosase dalam movie tersebut.

Semenjak kesuksesan “Pengabdi Setan” pertama pada 2017, Joko Anwar lebih banyak terlibat dalam produksi movie horor. Dilanjutkan dengan filmnya “Perempuan Tanah Jahanam” pada 2019, penulis naskah untuk “Ratu Ilmu Hitam”, kemudian “Pengabdi Setan 2: Communion” pada 2022. Tidak selalu sempurna, namun Joko Anwar telah mempunyai kredibilitas tinggi panggung seram Indonesia modern.

Sementara “KKN di Desa Penari” sebetulnya menuai ulasan nan tidak seimbang dengan kesuksesan finansialnya. Film pertamanya nan disutradarai oleh Awi Suryadi dianggap overrated. Namun sekarang dengan digantinya sutradara menjadi Kimo Stamboel, penonton bisa meletakkan kepercayaan kembali jika memandang karya dari sutradara satu ini.

Mulai dari “Rumah Dara” (2009), kemudian menyutradarai “Ratu Ilmu Hitam” bekerja sama dengan Joko Anwar sebagai penulis naskahnya, serta “Ivanna” (2022) dan serial seram dengan ulasan positif, “Teluh Darah”.

Sebetulnya organisasi perfilman Indonesia nan didominasi oleh aliran seram skalanya belum seluas Hollywood. Dimana bisa kita lihat masing-masing aktor, sutradara, dan penulis naskah sangat familiar satu dengan nan lain. Bahkan Joko Anwar dan Kimo Stamboel sendiri telah terlibat dalam beberapa proyek movie seram bersama.

Daripada persaingan alias arena adu peroleh jumlah penonton, momen rilisnya “Siksa Kubur” dan “Barawuhi di Desa Penari” pada Hari Raya Idul Fitri patut kita rayakan sebagai puncak sinema Indonesia periode ini.

Selengkapnya
Sumber Review Movie Terbaru
Review Movie Terbaru