Ulasan: Rebel Moon

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Rebel Moon

Usaha terbaru Zack Snyder di bumi fiksi ilmiah, “Rebel Moon—Bagian Pertama : Child of Fire dan Bagian Kedua : The Scargiver” tetap menyisakan banyak perihal nan terasa “kurang”

Penonton memang merasakan keluasan buahpikiran ceritanya , namun meskipun ini banget ambisius dengan keseluruhan buahpikiran kemegahan visual.

Sangat terasa saga dua bagian  ini berjuang untuk menemukan pijakannya di tengah lautan klise opera luar angkasa dan penceritaan nan tidak menginspirasi.

Sebagaimana disampaikan oleh Zack Snyder dalam beberapa kesempatan,  inspirasi nan jelas dari karya ikonik Akira Kurosawa, khususnya epos samurai nan berlatar masa feodal Jepang,

“Rebel Moon” berupaya untuk mentransplantasikan prinsip karya klasik tersebut ke dalam latar futuristik.

Namun, meskipun movie ini menawarkan pengaruh visual dan skala nan mengesankan, movie ini kurang memperhatikan perincian dan kedalaman narasi nan diperlukan untuk betul-betul memikat penonton.

Bahkan di beberapa adegan, penonton tetap terbawa bakal khayalan ala Star Wars.

Plotnya mengikuti sekelompok pemberontak nan bersiap menghadapi kekejaman penguasa luar angkasa dalam upaya kebebasan dan keadilan.

Dipimpin oleh mantan jenderal Titus nan tak ramah – Djimon Hounso.

Pemeran ansambel tersebut antara lain Kora (Sofia Boutella) nan secara umum misterius dan Gunnar (Michiel Huisman).

Meskipun karakternya disandingkan apik, mereka tidak mempunyai kedalaman dan pengembangan nan diperlukan untuk betul-betul melibatkan penonton.

Rebel Moon

Ulasan Rebel Moon

Salah satu kelemahan utama movie ini terletak pada tempo dan penekanannya pada tontonan dibandingkan substansi.

Meskipun durasinya panjang, “Rebel Moon” terasa terputus-putus dan terlalu padat, dengan banyak subplot dan karakter nan bersaing untuk mendapatkan perhatian.

Selain itu, segmen aksinya, meskipun mengesankan secara visual, tidak mempunyai koreografi dan akibat nan diperlukan untuk meninggalkan kesan abadi.

Selain itu, upaya Snyder untuk menggoda jenis movie dengan rating R, serupa dengan upaya sebelumnya dengan franchise “Justice League”, terasa tidak perlu dan dipaksakan.

Meskipun beberapa orang mungkin beranggapan bahwa jenis movie nan lebih grittier dan lebih berorientasi pada orang dewasa dapat menambah kedalaman dan kompleksitas.

Pada akhirnya movie ini terlihat sebagai upaya nan sangat dipaksakan untuk menarik penonton khusus.

Rebel MoonRebel Moon — Part Two: The Scargiver. Sofia Boutella as Kora in Rebel Moon — Part Two: The Scargiver. Cr. Clay Enos/Netflix © 2023

Kesimpulan Ulasan Rebel Moon

“Rebel Moon” kandas mencapai ambisi Snyder, memberikan pengalaman nan tidak sesuai dengan ekspektasi penonton dan  kandas meninggalkan akibat nan memperkuat lama.

Meskipun talenta visual Snyder ditampilkan secara penuh, perihal itu pada akhirnya dibayangi oleh kekurangan narasi dan substansi movie nan mencolok.

Sebagai semesta fiksi ilmiah nan direncanakan, “Rebel Moon” meninggalkan banyak perihal nan diinginkan dan juga kurang mencapai angan serta ekspektasi para penonton maupun penggemarnya.

Rebel Moon

Selengkapnya
Sumber Berita Film Terbaru
Berita Film Terbaru