Declan Mckenna: What Happened To The Beach? Album Review

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Sejak debut pada usia 16 tahun, Declan McKenna dikenal sebagai musisi muda dengan pemikiran nan dewasa. Terpancar melalui lagu debutnya ‘Brazil’ pada 2015 nan mengangkat rumor korupsi di industri sepak bola.

Pada awal karirnya, McKenna kerap menyanyikan lagu-lagu dengan lirik nan membahas rumor penting. Album debutnya “What Do you Think About the Car?” pada 2017, dia mengeksplorasi tema isolasi dan emosi tertinggal pada remaja. Kemudian “Zeros” pada 2020 berbincang tentang kejanggalan dalam style hidup modern dan kesenjangan sosial.

Setelah berkarya dalam album-album dengan topik berat dan ekspektasi tinggi nan dia bebankan pada dirinya sendiri, Declan McKenna tampaknya mau mencoba bersantai dalam album ketiganya, “What Happened to the Beach?”.

Seperti kebanyakan dari kita nan mau dianggap serius di masa muda, namun mau kembali menjadi anak-anak setelah dewasa, sekarang musisi Inggris 25 tahun ini hanya ini menciptakan musik untuk bersenang-senang. Mungkin bukan album nan memenuhi ekspektasi fans Mckenna lantaran dua album pertamanya; sekelompok remaja nan menolak senang dalam bumi nan sengsara. Namun setiap dari kita memerlukan terpaan daya positif di tengah kenegatifan dunia.

The Gist:

“What Happened to the Beach?” menjadi sisi lain nan mengejutkan dari Declan McKenna baik dalam segi warna musik maupun lirik nan dia tulis. Ketika kita berpikir sudah mengenal sang musisi, ini bakal menjadi perkenalan baru dari McKenna. Bukan sesuatu nan asing, ini tetap tetap mempunyai style sesuai karakter khasnya. 12 track dalam album menjadi curhatannya untuk mencintai dirinya lebih lagi dan membujuk orang lain untuk merasakan perihal nan sama.

Sekilas terdengar generik, lantaran ini menjadi buahpikiran paling dasar dari setiap seniman, terlalu sering hingga menjadi perihal nan klise. Apa lagi datang dari McKenna nan biasanya menyuguhkan topik dan pemikiran baru dalam pembicaraan. Ini justru menjadi momen kita memandang sang musisi dengan berani mengeksplorasi buahpikiran nan umum dengan lebih nyaman.

Ini juga menjadi kesempatan baginya mempercayai bahwa berpikir terlalu keras untuk beragam topik terkadang bukan perihal nan baik. Menjadi bentuk dari pendewasaan ketika dia mau mengeksplorasi buahpikiran nan sebelumnya dia kritisi, bahwa kita bukan orang serius dan penting. Tetap berbobot, dia mengeksplorasi kejadian internet nan bisa memutar kembali fakta, seberapa kita berjuntai pada smartphone, dan gimana identitas kita nan original berbeda dengan ketika kita di internet dan ruang publik. McKenna lebih spontan dan absurd dalam menulis lirik untuk album ini.

Sounds Vibe:

Dalam segi pengarahan musik, “What Happened to the Beach?” terdengar kontras dari album sebelumnya, “Zeros”. Album kali ini lebih didominasi dengan instrumen gitar dalam komposisi musik pop, dengan lebih banyak musik upbeat dan catchy dibandingkan dengan konsep musik nan lebih kompleks dari “Zeros”. Dalam proses rekamannya, McKenna mengaku dia terinspirasi oleh Unknown Mortal Orchestra dan St. Vincent.

Tracklist album ini dikerjakan dengan semangat mengikuti hatikecil musik nan spontan. Mulai dari psychedelic pop nan terdengar pada track-track seperti ‘Nothing Works’ dan ‘Sympathy’, kemudian pengaruh musik funk pada single ‘Mulholand’s Dinner and Wine’. Begitu pula lagu-lagu lembut dan lo-fi, terdengar seperti Beck pada track ‘I Write the News’. Kemudian ‘Breath of Light’ menjadi track nan terdengar seperti salah satu lagu dari Blur pada era album “13”.

Best Tracks:

‘Sympathy’ menjadi salah satu track nan menjadi rangkuman dari pesan sederhana nan mau McKenna sampaikan melalui album, dengan hook-nya ‘you don’t need to be clever’. nan dimaksud dengan ‘simpati’ dalam lagu ini adalah ajak untuk lebih terbuka dan mendengar pendapat satu sama lain daripada sibuk menghakimi orang lain. Bersimpati pada opini orang lain, tanpa kudu membuktikan bahwa kita lebih pintar, kemudian menghargai pesan perdamaian dan cinta tersebut. ‘Sympathy’ dikemas dalam aransemen intrumen gitar akustik nan mendominasi, kemudian diiringi dengan musik brass nan mengingatkan pada lagu-lagu The Beatles.

‘Mulholland’s Dinner and Wine’ merupakan lagu nan lahir dari pengamatan style hidup ketika McKenna menghabiskan waktu di Los Angeles. Di antara sederet track-track upbeat, ini menjadi lagu nan lebih downbeat. Terinspirasi dari pandangan nan menawan dari ‘tempat nan salah’, hasil dari romantisasi orang-orang kaya nan berpikir bahwa dirinya rawan dan bebas, mengkonsumsi obat terlarang dan berpikir apartemen mereka membosankan. Membuat lagu ini terdengar seperti syair satir untuk kaum nan dijadikan subyek.

Tak lantas lepas dari rasa cemas dengan pendekatan baru dalam mengerjakan “What Happened to the Beach?”, lagu ‘Nothing Works’ Declan McKenna curhat tentang pasang surut dalam merefleksikan karir bermusiknya dengan keputusan buahpikiran album kembalinya ini. Namun tetap dikemas dengan musik upbeat penuh transisi, perubahan kunci, hingga layer komposisi. Secara harfiah dan langsung menunjukan kekacauan dan rasa frustrasi musisi ketika berupaya memenuhi ekspektasi pendengarnya, namun tidak ada nan berhasil.

Selengkapnya
Sumber Review Movie Terbaru
Review Movie Terbaru